Setelah dilakukan penyelidikan, MSF pun langsung ditangkap oleh jajaran Polres Garut.
Polisi mengatakan MSF sudah melakukan praktik di wilayah Garut sejak 2023 lalu. Diduga, aksi pelecehan seksual itu terjadi pada 2023-2024.
Dari hasil penyelidikan sementara, terungkap dokter kandungan itu mengiming-imingi USG gratis terhadap korbannya. Layanan itu diberikan dokter tersebut di sebuah klinik di Garut secara personal tanpa tercatat dalam daftar buku pasien.
“Ada yang ditawari USG gratis atau layanan lainnya,” kata Kapolres Garut AKBP M Fajar Gemilang.
Polisi menyebut MSF juga pernah mencoba memperkosa pasien pada Maret 2025.
Kasus berlanjut di Malang, Jawa Timur.
Seorang perempuan, QAR menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh dokter berinisial AY.
Penasihat hukum QAR, Satria Marwan mengatakan peristiwa itu dialami kliennya di sebuah rumah sakit swasta Persada Hospital.
“Kejadian itu terjadi pada September 2022, dia ke Malang untuk berlibur lalu sakit dan datang ke rumah sakit swasta yang terbaik menurut Google,” ujar Satria, Kamis (17/4).
Awalnya, korban mengaku mengeluh sakit sinusitis dan vertigo berat. Dia pun memeriksakan diri ke IGD rumah sakit pada 26 September dini hari.
Ia lalu ditangani seorang dokter IGD berinisial AY. Setelah itu dokter tersebut ternyata meminta nomor telepon korban dengan alasan untuk mengirimkan hasil pemeriksaan kesehatan pasien.
Sepulangnya ia dari rumah sakit, di hari yang sama, tiba-tiba dokter AY lah yang mengirimkan pesan hasil pemeriksaan kesehatan. Korban pun kaget mengapa buka nomor resmi rumah sakit yang mengabarinya.
Setelah kejadian itu, AY pun secara terus-menerus mengirimkan pesan kepada kliennya. Hal itu bahkan tidak berhubungan dengan persoalan pemeriksaan korban.
Namun, kondisi kesehatan korban ternyata belum membaik. QAR pun akhirnya harus menjalani rawat inap di ruang VIP rumah sakit swasta tersebut selama 27-28 September.
Di situlah, AY diduga melakukan aksinya. Ia mendatangi QAR yang sedang sendirian di ruang rawar inap VIP. Padahal dia merupakan dokter IGD, dan bukanlah dokter yang bertugas merawat QAR saat itu.
(*/001)