“Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa juga bisa memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Inovasi ini lahir dari keinginan kami untuk membantu petani menghadapi tantangan perubahan zaman,” ujarnya.
Dosen Pembimbing, Wawan Purwanto, S.Pd., M.T., Ph.D mengapresiasi kerja keras ketiga mahasiswanya tersebut.
Menurut Wawan, AGRIGUARD adalah bukti nyata bahwa mahasiswa mampu mengintegrasikan pengetahuan teknologi dengan kebutuhan masyarakat di lapangan.
“Saya bangga dengan kreativitas dan kepedulian mahasiswa UNP dalam menciptakan teknologi tepat guna. AGRIGUARD bukan hanya sekadar proyek PKM, tetapi solusi yang berpotensi memberikan dampak nyata bagi petani dan lingkungan,” ungkapnya.
Selain menjadi solusi inovatif, AGRIGUARD juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Kedepan, Tim Pengembang AGRIGUARD berencana untuk memperluas pengujian dan memperkenalkan alat ini ke berbagai daerah di Sumatera Barat.
Mereka juga tengah mengembangkan versi lanjutan dengan fitur sensor adaptif otomatis yang dapat menyesuaikan frekuensi ultrasonik sesuai jenis hama yang terdeteksi di lahan pertanian.
“Harapan kami, AGRIGUARD bisa menjadi bagian dari perubahan menuju pertanian yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan di Indonesia,” tutup Rifqi optimistis. (*/001)