“Kehadiran tamu dari negara tetangga adalah bentuk pengakuan bahwa SMPN 2 layak menjadi wajah pendidikan unggul di Bukittinggi,” katanya.
Suasana semakin hangat ketika Dilla, S.Pd., guru Bahasa Indonesia sekaligus penggerak literasi, memaparkan profil sekolah, visi-misi, dan deretan prestasi siswa.
Puncak kegiatan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara SMPN 2 Bukittinggi dan SMK Machang Bubuk. Penandatanganan dilakukan oleh Tuti Kahirina dan Tuan Haji Anuar Bin Rahim, Kepala SMK Machang Bubuk sekaligus ketua rombongan.
Dalam sambutannya, Tuan Haji Anuar menyampaikan rasa haru atas sambutan luar biasa yang diterima.
“Kami sangat terharu. Bukan hanya karena tarian atau plakat, tetapi karena kehangatan hati yang kami rasakan sejak tiba di sini. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi awal dari persaudaraan sejati,” ungkapnya.
Sebagai simbol persahabatan, kedua sekolah bertukar cendera mata SMPN 2 menyerahkan plakat bergambar Jam Gadang, sedangkan pihak Malaysia memberikan kenang-kenangan khas Pulau Pinang.
Meski hujan mengguyur dan kegiatan tur sekolah urung dilakukan, suasana tetap akrab. Dialog santai seputar pembelajaran, literasi, dan pendidikan masa depan menjadi penutup yang penuh makna.
Menjelang siang, rombongan SMK Machang Bubuk berpamitan menuju Padang untuk melanjutkan perjalanan sebelum kembali ke Malaysia. Di tengah rinai hujan, lambaian tangan dan senyum hangat menutup pertemuan dua sekolah serumpun ini.
Hari itu membuktikan, pendidikan tak mengenal batas negara hanya ada satu semangat yang menyatukan, mendidik dengan cinta, membangun masa depan tanpa batas. (*/002)