Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Agam terus mendorong optimalisasi sektor pertanian melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, nagari, dan kelompok tani untuk mewujudkan kemandirian pangan daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Ir. Arief Restu, M.Si, menjelaskan bahwa peningkatan hasil panen ini tidak terlepas dari penerapan prinsip pengelolaan lahan dan tanaman yang lebih efisien melalui metode SPM.
“Dengan luas lahan satu hektar, hasil ubinan mencapai 5,1 kilogram pada petakan 6,25 meter persegi atau setara dengan 8,1 ton per hektar. Ini meningkat signifikan dibandingkan metode konvensional yang hanya menghasilkan sekitar 6 ton per hektar,” jelasnya.
Menurut Arief, beberapa faktor penentu keberhasilan SPM antara lain pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, serta perawatan intensif selama masa pertumbuhan.
“SPM bukan hanya soal teknik tanam, tapi juga perubahan pola pikir petani agar lebih ilmiah dan terukur,” tambahnya. (*/001)






