Undang-Undang No.24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, menuliskan,“Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan.”
Amanah UU itu jelas meminta peran serta kita semua mempertahankan dan meningkatkan keberlangsungan dan eksistensi bahasa Indonesia di negaranya sendiri dan mancanegara.
Kita sadari atau tidak, bahasa Indonesia kini mulai tergerus oleh maraknya penggunaan bahasa asing dan “gengsinya” kalangan menengah atas jika tidak berbahasa asing (terutama bahasa Inggris) dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya di rumah meski ia berada di Indonesia atau berasal dari Indonesia merantau ke luar negeri. Mereka malu anak-anaknya belajar bahasa Indonesia karena mereka pikir tak ada manfaatnya.
Liliana (2024) dalam bukunya Pamor Bahasa Indonesia menuliskan “Bahasa bukan sekedar alat komunikasi. Bahasa adalah identitas bangsa. Bahasa adalah akar yang memperlihatkan dari mana kita berasal.”
Nah, jika demikian adanya masihkah kita malu berbahasa Indonesia? Ataukah memang kita malu mengakui bahwa kita berasal dari negara Indonesia, negeri elok yang bahasanya kini banyak dipelajari di berbagai belahan dunia yang dikenal dengan pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
Kita sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya mengutamakan bahasa Indonesia, tetap melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing untuk keperluan yang relevan. Jangan sampai kita mengabaikan bahasa kita sendiri bahasa Indonesia, bahasa yang kuat, kompak kita gunakan dan terstandar dapat menjadi modal untuk membangun bangsa yang lebih tangguh dan beradab pada masa depan. Orang asing saja sangat serius dan antusias mempelajari bahasa Indonesia.Tidakkah kita malu apabila nanti warga negara asing lebih mahir daripada kita berbahasa Indonesia.
Kita lahir dan besar di tanah air Indonesia ini jangan sampai mengesampingkan dan menganggap remeh bahasa kita sendiri. Mari kita jadikan bahasa Indonesia raja di negaranya sendiri oleh kita penutur aslinya.***






