Sastra  

CERPEN: Rasisme!

Oleh: Andreya Wikrama (Siswa SMP Negeri 3 Matur Kabupaten Agam)

Gregor dengan setengah kesadarannya menyadari bahwa dia sekarang berada di tempat yang tidak dia kenali. Tempat ini sangat gelap, dengan hanya satu sumber cahaya dari lentera yang ada di atas meja tua. Saking redupnya lentera itu, Gregor bahkan tidak bisa melihat tembok ruangan tempat dia dikurung sekarang.*

BIODATA PENULIS

Nama            : Andrea Wikrana   Lahir            : Klaten, 01 Agustus 2011 Alamat          : Jorong Lawang Tuo, Nagari Lawang Kabupaten Agam

Gregor tidak bisa berbuat apa-apa. Dia baru sadar kalau tangannya sudah ditali di kursi yang didudukinya. Karena itulah dia hanya melamun selama dikurung di ruangan misterius ini, ditambah kondisi kesehatannya sekarang juga kurang baik, yang membuat tenaganya tidak ada.

Setelah beberapa saat melamun, akhirnya ada seseorang yang masuk ke ruangan tempat Gregor di kurung.

Orang itu sangat tinggi sekitar 180 cm. Dia mengenakan seragam militer Inggris Raya dengan pangkat di kerahnya menunjukkan kalau dia berpangkat brigadir letnan. Dilihat dari kumis kotak dan wajahnya yang sedikit keriput dengan luka goresan pedang di pipi kanannya menunjukkan bahwa usianya sekitar 47 tahun.

Namanya adalah William Tandey, tertera di dada kirinya. Tandey duduk di hadapan Gregor. Dia menatap Gregor dengan tatapan yang sangat mengerikan. Tak lama kemudian dia mulai tersenyum lebar seperti orang gila, membuat Gregor merinding dan ketakutan.

Baca Juga  Kumpulan Puisi Terbaik Karya Andika Sutra

Brouuuuk! Tandey naik ke atas meja lalu menendang Gregor ke samping dengan sangat keras sampai dia terjatuh bersama kursinya. Setelah menjotos Gregor, Tandey melanjutkannya dengan menginjak tubuh Gregor sampai berdarah sebagian.

Darah Gregor yang keluar dari luka di telinganya membuat sepatu yang dikenakan Tandey menjadi kotor di bagian tapaknya. Hal itu membuat Tandey menjadi semakin gila. Dia lanjut menghantamkan kakinya ke perut Gregor sampai dia muntah darah.

Setelah menghajar Gregor, Tandey mulai bicara pada Gregor dengan nada tinggi. “Oi-oi-oi, tuan Gregor si bajingan penentang negara. Kenapa kau tidak menyelamatkan pangeran Stuward, ha…?”

“Kau dokter tidak berguna. Kau lebih memilih anak kecil yang tidak ada gunanya bagi negara dari pada pangeran Stuward yang merupakan penerus kerajaan.”

Tandey kembali menendang Gregor sampai dia berteriak keras sebelum menegakkan kursi Gregor kembali, lalu melayangkan pukulan ke dagu Gregor.

“Apakah kalian para antek-antek raja sudah bukan manusia? Anak itu masih memiliki kehidupan yang cerah dan dia juga berhak untuk hidup dan bukan hanya keluarga bangsawan saja yang berhak untuk hidup. Kalian hanya dimanfaatkan penguasa untuk mengamankan kekuasaan mereka. Lagi pula banyak rakyat Irlandia sendiri tidak menyukai pusat.”

Baca Juga  SASTRA: Cerita Fantasi "Sima Si Kilat dan Burung Ajaib"

“Dasar komunis (melayangkan pukulan), Beraninya kau menghinaku.”

“Kalian para komunis tidak berhak hidup di dunia ini.”

Setelah mengucapkannya, Tandey kembali melayangkan pukulan ke Gregor sekali lagi.

“Kalian hanya memikirkan kepentingan elit negara tanpa memikirkan nasib para buruh dan tani.”

“Diam kau dasar kaum kiri bodoh.” (Tandey mencekik leher Gregor) ideologi kalian sangat utopis dan tidak realistis.”

Kalian berjanji akan membawa kesetaraan bagi semua kalangan masyarakat tanpa kelas, tapi dalam praktiknya yang terjadi justru sebaliknya.”

“Lihatlah peristiwa kelaparan Soviet 1921 sebagai bukti nyata kegagalan ideologi kalian. Ideologi kalian hanyalah mimpi basah.”

”Dari pada kalian para nasionalis yang mengekang rakyatnya untuk tunduk pada negara dan para elit. Mereka yang Yahudi, diduga Yahudi. Kalian rasisi mereka dan menganggap mereka binatang. Tak jarang juga kalian menghilangkan nyawa Yahudi yang tak tau apa-apa. Kalian memang kejam.”

Gregor sedikit mengeluarkan air mata.

“Argggh!” Tandey melayangkan pukulan ke dagu Gregor.

“Jika aku tidak ditugaskan untuk mengumpulkan informasi, aku sudah membunuhmu dari awal perdebatan ini.”

Tandey menenangkan diri lalu lanjut berbicara kembali.

“Huffff…”

“Dengar aku. Aku akan mengeksekusimu, jika kau tidak membeberkan semua informasi yang kau tau tentang rencana dan persembunyian para Yahudi Inggris dan alasan mengapa kau tidak menyelamatkan pangeran Stuward setelah kita kembali ke Eropa.”