Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menambahkan bahwa ukuran keberhasilan wakaf bukan pada besaran aset, melainkan manfaat yang berkelanjutan.
“Keberhasilan wakaf bukan soal megahnya bangunan, tetapi manfaat yang dinikmati generasi mendatang,” katanya.
Ia menyebut saat ini 278 ribu bidang tanah wakaf sudah tercatat resmi di BPN, dan kementeriannya tengah menyiapkan regulasi baru untuk memperkuat ekosistem wakaf uang.
Sementara itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai wakaf memiliki potensi besar menjadi instrumen penting bagi pembangunan nasional.
“Jika dikelola profesional, wakaf bisa menjadi modal pembangunan, dari pendidikan hingga UMKM,” ujarnya.
IMenurutnya Sumbar memiliki punya modal kuat untuk itu, sebab masyarakatnya berbudaya dan religius. Sebuah modal besar untuk menjadi daerah pelopor pengelolaan wakaf modern.
Konferensi Wakaf Internasional akan berlangsung selama dua hari, membahas empat isu strategis: wakaf untuk pembangunan berkelanjutan, wakaf sebagai instrumen ekonomi dan investasi, wakaf dan pendidikan, serta wakaf untuk kesejahteraan sosial. Agenda pendukung juga digelar, di antaranya pelatihan nadzir bersertifikat, pameran produk wakaf, investment gathering, serta Silaturahmi Nasional Ulama dan Pengasuh Pesantren.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumbar dan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, serta didukung oleh BPKH, Bank Nagari Syariah, Paragon Corp, Pemprov Sumbar, dan Pondok Modern Darussalam Gontor. (*/001)







