“Melalui kolaborasi antara negara, sektor, dan komunitas, kita dapat mencapai ambisi untuk mengatasi perubahan iklim. Kami berharap ruang ini menjadi tempat bagi dialog dan aksi nyata dalam menemukan solusi iklim yang berkelanjutan,” kata Faisol.
Indonesia juga memiliki banyak hutan untuk bisa menjadi kantung penyimpanan karbon. Kerja sama semua pihak dalam menjaga hutan menjadi hal yang mutlak untuk bisa membuat bumi lebih baik kedepan.
“Perlindungan hutan dan kolaborasi lintas sektor adalah tanggung jawab bersama yang harus kita jalankan. Dengan keterlibatan semua pihak, kita dapat memastikan keberlanjutan sumber daya alam Indonesia sebagai warisan bagi generasi mendatang,” tegas Raja Juli Antoni.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, Pertamina berupaya memperkuat posisi Indonesia dalam aksi global menghadapi perubahan iklim. Kegiatan ini sejalan dengan peta jalan energi bersih Pertamina, yang terus mendorong langkah-langkah inovatif demi masa depan energi yang lebih berkelanjutan.
“Kami ingin menjadi pionir dalam transisi energi, berkontribusi nyata dalam upaya keberlanjutan, dan menjadi katalisator bagi Indonesia dalam mencapai masa depan energi yang lebih hijau. Melalui berbagai forum dan kolaborasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk memimpin di panggung global dalam mitigasi perubahan iklim,” kata Fadjar.
Upaya Pertamina salah satunya adalah, komitmen Zero Routine Flaring (ZRF) sebagai upaya konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sejalan dengan Perjanjian Paris dan Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia, ZRF menjadi inisiatif penting yang menampilkan kontribusi nyata Pertamina dalam mengurangi emisi metana serta mendukung target global dalam menekan emisi karbon.
Komentar