Orang tua Ombak, Restu dan Kasih, yang juga dilanda kesedihan mendalam. Sementara itu, Ombak mencoba bangkit lewat basket dan terapi bersama Nana, psikolog yang disarankan oleh ayahnya.
Di tengah pergulatan ini, Ombak menemukan teman baru, Aleiqa, seorang siswa yang juga pernah berada di ambang keputusasaan, dan ikatan mereka menjadi secercah kebahagiaan bagi Ombak.
Film ini akan disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja dan melibatkan Lukman Sardi sebagai aktor sekaligus produser di film ini.
“Dengan hadirnya judul-judul film, termasuk Mungkin Kita Perlu Waktu ini, harapannya semua berjalan lancar dan film ini bisa menjadi salah satu film pilihan yang mengeksplorasi tema-tema film yang mungkin belum banyak diangkat. Serta mengakomodasi ide-ide cerita segar yang tentunya juga akan hadir dengan kualitas film yang semakin baik,” ungkap Lukman Sardi menanggapi rencana proyek film Mungkin Kita Perlu Waktu.
Lala Permaisuri Lucifer Film bergenre horor fantasi ini, disutradarai Ruben Adrian, mengisahkan Lala, seorang wanita muda yang mendapat kekuatan supranatural dari Lucifer.
Di tengah tarik-menarik antara kekuatan gelap dan keimanannya, perjalanan Lala mencerminkan pergolakan batin antara cahaya dan kegelapan. Visi Ruben Adrian sebagai sutradara, akan menggabungkan elemen horor dengan tema keimanan menghadirkan pengalaman sinematik yang unik bagi penonton Indonesia.
The Hole
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo, tentang Soegeng yang menemukan pola mengganggu: lubang hitam pada setiap korban, saat menyelidiki kasus pembunuhan yang membingungkan di Lubang Buaya. Dengan kerusuhan yang meningkat dan ancaman kerusuhan yang membayangi, Soegeng berpacu dengan waktu untuk menangkap pembunuh dan mengembalikan kedamaian kepada masyarakat.
The Storyteller
Film ini disutradarai oleh Lukman Sardi, bercerita tentang karakter Nicho yang mewujudkan perjuangan antara kepatuhan terhadap norma sosial dan sisi pribadinya yang asli. Dan hadirnya anak tuli-bisu, Keke, melambangkan kemurnian dan ketahanan identitas individu. Melalui interaksi mereka, cerita ini mengeksplorasi tema penerimaan diri, pencarian makna, dan cara-cara tak terduga di mana kita menemukan harapan dan kekuatan.
Dari film-film di atas, Adhya Pictures berharap bisa terus melahirkan karya-karya yang bisa dinikmati masyarakat secara luas. Adhya Pictures terus mengangkat industri perfilman Indonesia melalui dedikasi pada penceritaan berkualitas tinggi dan kemitraan internasional.
Dengan deretan film ini, mereka siap memikat penonton domestik maupun global, menandai masa depan yang menjanjikan bagi sinema Indonesia di panggung dunia. (*/001)