Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyebutkan, kegiatan ini menjadi salah satu saranaoenyamnung silaturrahmi antara perantau dengan masyarakat Bukittinggi, termasuk pemerintah kota. Para perantau tentu juga memiliki kontribusi untuk memajukan kota dan masyarakat Bukittinggi.
Wako juga menekankan pentingnya peran Niniak Mamak dan Datuak dalam menjaga generasi muda dari pengaruh negatif.
Kegiatan “Manyilau Kampuang”, lanjut Wako, tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana memperkenalkan peran pemerintah kota. Ia menegaskan bahwa Bukittinggi memiliki sejarah penting sebagai kota perjuangan bangsa.
“Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Indonesia dan juga ibukota Sumatra Barat. Hubungan Bukittinggi dengan Jakarta dan Yogyakarta tak bisa dipisahkan. Maka, kami memohon doa dan dukungan agar status Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat diakui secara tertulis,” ujarnya. (*/002)