Lebih lanjut, kata Eric, upaya percepatan transisi energi di Sumbar sudah terlihat jelas. Saat ini, bauran energi bersih di Sumbar adalah sebesar 50,63%, sehingga keandalan pasokan listrik oleh PLN dilakukan tanpa merusak lingkungan melalui Sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).
“Saat ini, potensi Pembangkit EBT di Sumatera Barat pun sangat besar, mencapai 1.092,76 MW. Tentu ini semua menjadi pendukung dan bukti bahwa Sumbar sebagai lumbung Energi Hijau di Indonesia,” katanya.
Menurut Eric, pertemuan ini merupakan langkah yang tepat untuk mengawal bersama dan menindaklanjuti penyusunan RUKD, guna menyamakan persepsi dan rencana ke depan dalam pengembangan sektor ketenagalistrikan, khususnya dalam akselerasi transisi energi menuju sumbar langit biru bebas polusi.
Apresiasi terhadap PLN dalam mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) disampaikan oleh Ketua MKI Sumbar, Insanul Kamil, yang menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari PLN dan juga Pemerintah Provinsi Sumbar yang selalu mendukung dan memantau bersama penyusunan RUKD.
“MKI Sumbar menyampaikan apresiasi kepada PLN UID Sumbar, apa yang dilakukan MKI Sumbar saat ini semoga menjadi dorongan untuk misi kita bersama, yaitu mencapai transisi energi dan energi bersih, terutama pembahasan RUKD yang saat ini sudah 90%, tentu hal ini akan terus kita kawal bersama dengan memperhatikan potensi dan memanfaatkan sumber energi bersih dan berkesinambungan,” terangnya.
Selain itu, tambahnya, semoga MKI bersama PLN dan seluruh stakeholder selalu menjadi inisiator atau pihak yang bisa mengambil inisiatif terdepan dalam mencapai komitmen mewujudkan energi bersih dalam NZE 2060, salah satunya dengan pengawalan penyusunan RUKD mencakup kebijakan ketenagalistrikan Provinsi Sumbar selama puluhan tahun mendatang. (*/001)