Dua desa wisata tersebut akan disaring menjadi 50 desa wisata nasional.
“Doakan lolos” sebut Suhendri.
Desa Wisata Ekowisata Berbasis PRB Nagari Amping Parak sejak lama mengedukasi warga agar mau memanfaatkan lingkungan untuk pencegahan dini bencana. Sekaligus mampu meminimalisir komersialisasi telur penyu. Bahkan mereka secara rutin mengawasi penetasan penyu dan melakukan pelepasliaran tukik.
“Tanah gersang di sepanjang pantai ini diminati penyu bertelur, lalu kami tanami cemara dan mengedukasi warga agar cinta lingkungan” sebut Haridman, pengelola Ampiang Parak.
Sementara, Desa Wisata Sungai Nyalo juga terus menguatkan basis sehingga manfaat wisata dirasakan oleh seluruh warga.
“Ekonomi menggeliat, semua punya kesempatan yang sama dalam memajukan wisata, sekaligus bermanfaatk untuk ekonomi” ujar Alessandro Satri, pengurus desa wisata Sungai Nyalo.
Senada dengan itu, Ressi Amra, mantan Pj. Walinagari Sungai Nyalo, menyebutkan bahwa tahun 2023 sudah dilahirkan Pernag tentang Bumdes Pariwisata.
“Pernag turut mendorong peningkatan perekonomian warga dan sekaligus membangun sadar wisata” ujar Ressi. (*/001)