Selain sektor pendidikan, Wawako juga menekankan keunggulan Bukittinggi di bidang perdagangan dan pariwisata. Ikon-ikon wisata seperti Jam Gadang, Ngarai Sianok, Lobang Jepang, hingga Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta disebutnya sebagai daya tarik utama kota, sementara Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning tetap menjadi pusat perdagangan penting di Sumatera Barat.
Guru Besar Universitas Andalas, Prof. Rusnam, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Pemerintah Kota Bukittinggi. Ia menegaskan bahwa pemilihan Bukittinggi sebagai lokasi pertemuan didasarkan pada keyakinan bahwa kota ini merupakan ikon pariwisata sekaligus ikon perjuangan.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Pemilihan Bukittinggi sebagai lokasi pertemuan tentu bukan tanpa alasan, karena kota ini memiliki nilai historis sekaligus daya tarik pariwisata yang luar biasa,” ujarnya.
Ketua Majelis Perguruan Tinggi Negeri, Prof. Baikani, menekankan pentingnya pertemuan ini sebagai ruang kolaborasi akademik. Ia menyebut kegiatan di Bukittinggi sebagai kesempatan untuk menikmati alam dan budaya, sejalan dengan pepatah Minang alam takambang jadi guru. (*/001)