Sementara itu Sekda Martinus Dahlan menyampaikan, listrik merupakan kebutuhan vital untuk pertumbuhan Kepulauan Mentawai. Sebagai kebutuhan vital, listrik diperlukan hampir pada setiap aktivitas kehidupan. Listrik bahkan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan, tingkat pendidikan, hingga produktivitas masyarakat.
‘’Besar harapan kami, percepatan pembangunan berjalan lancar dan sukses diiringi dengan infrastruktur kelistrikan. Sehingga cepat atau lambat, seluruh masyarakat Mentawai dapat menikmati listrik,’’ sampai Martinus.
Wilsriza menjelaskan, kondisi pasokan kelistrikan di Kepulauan Mentawai secara umum cukup dan andal. Seluruh Desa di Mentawai sebenarnya sudah teraliri jaringan listrik PLN 100%. Elektrifikasi total atau presentasi masyarakat berlistrik di Mentawai menyentuh angka positif yaitu 99,77%. ‘’0,23% lainnya adalah bangunan atau rumah baru yang belum berlistrik, atau masyarakat yang baru berkeluarga dan membuat rumah di daerah yang belum terjangkau listrik,’’ sampainya.
Kepulauan Mentawai dipasok dari PLTD 7,96 MW dan PLTS 0,08 MW. Pasokan listrik ini dioperasikan untuk melistriki 19.473 pelanggan Kepulauan Mentawai, dimana 18.000 diantaranya adalah pelanggan Rumah Tangga. Dari total pasokan listrik, baru sekitar 25% yang digunakan untuk melistriki Mentawai.
Dengan cadangan pasokan sebesar 75%, PLN optimis dapat mendukung pembangunan Mentawai dengan maksimal. Apalagi, Mentawai juga berpeluang besar pada pembangunan pembangunan energi baru terbarukan (EBT), baik tenaga surya, air, dan banyu.‘
’Pasokan listrik PLN masih siap dan cukup untuk tambahan pasokan listrik dalam jumlah besar. Kepulauan Mentawai juga berpotensi besar untuk pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan. Jadi pertumbuhan yang besar bisa didukung dengan potensi pembangunan EBT yang besar,’’ lanjut Wilsriza. (*/001)