“Ini tentu akan membebani masyarakat, tapi segala sesuatu yang dibicarakan dengan baik-baik, masyarakat pasti pahamlah,” ujar Andree.
Andree menilai bahwa kenaikan tarif adalah langkah yang sudah seharusnya diambil demi peningkatan layanan air bersih kepada masyarakat, terutama untuk menggantikan infrastruktur yang sudah lama dan membutuhkan perbaikan.
“Pipa peninggalan Belanda yang sudah lama harus diganti sedikit demi sedikit. Roadmap untuk itu sudah harus ada,” tambahnya.
Sejauh ini, tarif Perumda AM Kota Padang mulai dari kelompok sosial hingga pelanggan khusus masih tergolong terendah di Indonesia.
Direktur Utama Perumda AM Kota Padang Hendra Pebrizal menjelaskan bahwa meskipun tarif naik, pihaknya masih memberikan subsidi kepada pelanggan rumah tangga dan instansi pemerintah.
Dari tahun 2020 hingga 2024, subsidi yang diberikan mencapai Rp402 miliar. Namun, Hendra menilai, subsidi untuk instansi pemerintah perlu dikurangi atau dihentikan agar lebih tepat sasaran.
Komentar