Selain pengawasan dan pelibatan banyak pihak, penyebab terjadinya keracunan makanan disinyalir karena kondisi anak yang tidak dapat mengonsumsi makanan yang diberikan.
“Selain karena faktor bakteri, kondisi anak yang alergi terhadap makanan yang diberikan juga dapat memicu keracunan,” ungkap Maigus Nasir.
Alergi makanan dapat mengakibatkan keracunan. Maigus Nasir mengatakan, agar tidak terjadi keracunan, perlu disiapkan data tentang kondisi anak.
“Tidak seluruh anak sama kondisinya, karena itu sekolah akan mengecek data anak yang memiliki penyakit berisiko jenis makanan, data itu akan tindaklanjuti oleh ahli gizi, apa saja jenis protein yang diberikan kepada anak,” pungkas Maigus Nasir.
Diketahui, pada program MBG ini, sebanyak 286.770 warga Kota Padang akan mendapatkan makanan bergizi. Sebanyak 211.384 di antaranya merupakan siswa sekolah. Sementara, 75.386 warga lainnya yakni ibu hamil, ibu menyusui dan balita berusia 12-59 bulan.(Charlie)