Kegiatan ini diikuti guru TIK SMP se-Kota Padang. Mereka diharapkan menjadi agen literasi digital yang mampu mendampingi siswa dalam penggunaan internet secara sehat dan bertanggung jawab, sekaligus memperkuat jejaring antarsekolah dalam menghadapi ancaman siber.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Padang, Boby Firman, mengatakan peningkatan kewaspadaan digital di sekolah menjadi hal penting karena pelajar SMP merupakan kelompok yang rentan terhadap serangan siber.
“Guru TIK SMP memiliki peran strategis sebagai garda depan dalam memberikan pemahaman, pencegahan, serta penanganan awal terhadap insiden siber. Remaja rentan karena rasa ingin tahu tinggi dan intensitas penggunaan gawai,” ujarnya.
Boby menambahkan, meski insiden phishing di Indonesia menurun dari 108 kasus pada 2023 menjadi 25 kasus pada 2024, ancaman ini tetap serius karena tekniknya semakin beragam.
Modus baru seperti quishing (phishing melalui QR code), smishing, hingga rekayasa suara dan video berbasis deepfake kini semakin marak.
“Phishing masih menjadi serangan siber yang dominan di Indonesia, karena relatif mudah dilakukan dan sangat efektif. Evolusi teknik serangan ini menuntut edukasi dan kewaspadaan lebih tinggi, terutama di sekolah. Melalui kegiatan ini, kami ingin guru TIK SMP menjadi agen literasi keamanan siber di sekolah masing-masing,” kata Boby. (*/001)