Ade juga mengapresiasi kerja sama berbagai pihak dalam proses evakuasi.
“Meskipun berlangsung beberapa jam, evakuasi satwa ini berjalan kondusif berkat kerja sama berbagai pihak seperti Dinas Peternakan dan Perkebunan Pasbar, Dinas Perikanan Pasbar, Dinas Kominfo, TNI, hingga masyarakat sekitar. Kami masih mengkaji penyebab satwa ini turun ke masyarakat, apakah karena ancaman dari habitatnya atau faktor lain seperti gangguan lingkungan,” tambahnya.
Sementara itu, Irat (37), yang memiliki warung di sekitar kolam, menceritakan kronologi awal mengetahui keberadaan tapir yang masuk ke dalam kolam BBI Sukomananti. Sekitar pukul 06.30 WIB, pemilik kebun jagung di dekat kolam, Ucok (50), memberitahunya. Ia segera meminta suaminya, Utia Rahmad (37), untuk melihat hewan yang awalnya disangka beruang.
“Karena sepertinya tapir itu tidak buas, suami saya langsung masuk ke dalam kolam untuk melepas air yang membuat hewan tersebut hampir tenggelam. Awalnya kami sempat takut karena sebelumnya tidak pernah melihat wujud hewan ini. Sambil mengeringkan kolam, kami juga segera melapor ke petugas BBI setempat,” jelasnya. (*/001)
Komentar