Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Mandailing Natal dengan kekuatan magnitudo 5,6, Gempa ini terjadi pukul 05.23 WIB, dengan kedalaman 109 kilometer.
Pada waktu hampir bersamaan gempa juga mengguncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Selasa pagi, berkekuatan magnitudo 5,5. Gempa diduga dampak adanya aktivitas sesar aktif.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme mendatar turun. Gempa bumi tektonik tersebut terjadi Selasa pukul 05.22.40 WIB di wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,91° LU dan 99,10° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 19 km Tenggara Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.
Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas IV – V MMI (getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang, dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti).
Getaran gempa juga dirasakan di daerah Sibolga dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 06.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. (*/001)