Ngeri! Korban Tewas Gempa Myanmar Diprediksi Capai 10 Ribu Jiwa, Sudah Ditemukan 2.719 Mayat

“Di wilayah yang paling parah, masyarakat berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti akses ke air bersih dan sanitasi, sementara tim darurat bekerja tanpa lelah untuk menemukan korban selamat dan memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa,” terang Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

The International Rescue Committee mengatakan tempat berlindung, makanan, air, dan bantuan medis sangat dibutuhkan di tempat-tempat seperti Mandalay yang berada dekat dengan episentrum gempa.

Baca Juga  Padang dan Mataram Terpilih Sebagai Kota Paling Peduli Penyiaran di Indonesia

“Setelah mengalami teror gempa bumi, orang-orang kini takut akan gempa susulan dan tidur di luar di jalan atau di lapangan terbuka,” ujar seorang pekerja IRC di Mandalay dalam sebuah laporan.

Di luar itu, perang saudara Myanmar, tempat junta militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada 2021, turut mempersulit upaya menjangkau korban terluka dan kehilangan tempat tinggal akibat gempa.

Amnesty International mengatakan junta militer perlu mengizinkan bantuan untuk menjangkau wilayah-wilayah negara yang tidak berada di bawah kendalinya. Kelompok pemberontak mengatakan junta militer telah melakukan serangan udara setelah gempa bumi tersebut.

Baca Juga  Nil Maizar Setuju Shin Tae-yong Utamakan Pemain Keturunan, Netizen: Ini Baru Pengamat Ngerti Bola!

“Militer Myanmar menggunakan praktik lama untuk menolak memberikan bantuan ke daerah-daerah tempat kelompok-kelompok yang menolaknya aktif,” kata peneliti Amnesty di Myanmar, Joe Freeman.

“Militer harus segera mengizinkan akses tanpa hambatan ke semua organisasi kemanusiaan dan menghapus hambatan administratif yang menunda penilaian kebutuhan,” imbuhnya. (*/002)