“Ada sembilan kecamatan yang tidak terjamah oleh irigasi. Mudah-mudahan ke depan Aceh lebih makmur dan lebih maju di bidang pertanian, khususnya sebagai lumbung padi,” tambahnya.
Di sisi lain, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur, Kabupaten Serang, Banten, menyampaikan keberhasilan dan tantangan para petani di lapangan. Salah satunya terkait kelancaran pupuk yang dinilai sangat membantu meningkatkan hasil panen.
“Jadi syukur alhamdulillah yang asalnya paling 7,5, 7,6 tapi sekarang karena pupuknya lancar, sehingga petani enggak sulit untuk cari pupuk lagi. Waktu pemupukan ada. Segala ada, tapi alhamdulillah dengan sebabnya pupuknya lancar, penghasilan juga lancar alhamdulillah,” ujarnya.
Presiden Prabowo pun menanggapi semua masukan dengan penuh perhatian dan menggarisbawahi bahwa pembangunan pertanian harus berpihak pada rakyat.
“Saya ingin jadi Presiden, ingin jadi pemimpin yang berhasil menurunkan harga pangan untuk rakyat Indonesia. Itu keinginan saya. Dan ini keinginan daripada semua menteri, semua gubernur, semua bupati. Kita akan bahagia kalau rakyat kita senyum, kita akan bahagia kalau para petani kita makmur,” tegas Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Dialog interaktif ini menjadi bagian penting dari pendekatan kepemimpinan Presiden Prabowo yang ingin mendengar langsung suara rakyat, sekaligus menjadi simbol penguatan semangat gotong royong dalam membangun ketahanan pangan Indonesia. (*/001)