PADANG, KabaTerkini.com – Tradisi memasak rendang di Minangkabau terus lestari. Terlebih ketika di Hari Raya Kurban. Daging kurban diproses menjadi rendang.
Jika tak percaya, datangi saja di hampir setiap rumah warga. Diyakini ada rendang di meja makan. Karena masakan terlezat di dunia itu sudah menjadi masakan wajib yang tak boleh absen.
Di momentum Idul Adha 1446 H ini, perempuan Padang mengolah daging menjadi rendang. Tak heran ketika akan mendapat daging kurban, ibu-ibu terlebih dahulu mendatangi pasar atau warung tempat menjual kelapa. Karena memang, rendang dimasak dengan santan kelapa.
“Sebelum dapat daging, ke pasar dulu membeli kelapa atau santan, serta bumbu masak lainnya,” ujar Rahmi, seorang warga Lubuk Buaya, Sabtu (7/6/2025) pagi.
Harga kelapa dan santan memang sedang meroket beberapa pekan belakangan. Satu butir kelapa dijual Rp7 ribu. Sementara, santan yang sudah jadi dijual Rp18 ribu sekilonya.
“Meski harga kelapa dan santan selangit, yang namanya memasak rendang tetap jalan juga, tak boleh absen,” terang Tika, warga Balai Gadang, Koto Tangah.
Tak heran jika pedagang kelapa maupun santan dijubeli ibu-ibu. Seperti di warung Edi, penjual kelapa dan santan di kawasan Lubuk Minturun. Kelapa dan santan yang dijualnya laris manis.