Menurut Hentje, wellnes tourism merupakan pasar yang bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan pendapatan bagi masyarakat Sumbar. Mengingat, global wellnest tourism market pada 2022 mencapai 814 miliar dollar Amerika Serikat. Kemudian diproyeksikan bisa mencapai 2.100 miliar dollar pada 2030.
“Pasar wellness tourism sangat besar. Wisata yang sehat di Indonesia sedang dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Sumbar saya rasa harus segera menyasar segmen ini juga.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Kearifan Lokal Universitas Negeri Padang, Wirdanengsih mengatakan, kearifan lokal di Sumbar bisa disuguhkan masuk dalam paket bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumbar. Apalagi kearifan lokal yang di Minangkabau juga bermuara pada kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
“Misalnya paket wisata sehari di Rumah Gadang. Bangun pagi ke surau, lalu ikut aktivitas masyarakat di sawah, mandi di kolam atau sungai. Ikut memasak makanan sehat ala Minangkabau yang semuanya serba dikukus atau diuwok. Ditambah lagi belajar silek, ini sudah masuk ke wellnes tourism,” tuturnya.
Wellness tourism, menurut Wirdanengsih sudah harus ditawarkan oleh pengelola, agen perjalanan pariwisata di Sumbar. Kemudian juga oleh pelaku homestay yang lokasinya memang lebih dekat destinasi wisata tujuan. (*/001)