Sebanyak 12 kabupaten di Indonesia tercatat belum memiliki satu pun unit SPPG. Wilayah-wilayah ini tersebar di berbagai provinsi, antara lain Sumba Tengah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Mahakam Ulu di Kalimantan Timur, serta Konawe Kepulauan di Sulawesi Tenggara.
Di wilayah Papua dan sekitarnya, daerah yang belum terjangkau meliputi Pegunungan Arfak (Papua Barat), Asmat (Papua Selatan), Puncak Jaya (Papua Tengah), serta enam kabupaten di Papua Pegunungan yaitu Pegunungan Bintang, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, dan Lanny Jaya.
Untuk menjangkau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), BGN tengah menyiapkan pembangunan 6.000 unit SPPG dengan model bangunan sederhana berukuran 10×15 meter. Pola ini akan dilaksanakan bersama pemerintah daerah dan satuan tugas (satgas) kabupaten yang telah dibentuk melalui kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri.
Di sisi lain, pelaksanaan program MBG juga menghadapi tantangan ketersediaan peralatan makan. Dadan menyebut kebutuhan food tray mencapai 70 juta unit hingga November 2025. Sementara, produksi dalam negeri saat ini hanya mampu memasok sekitar 10 juta unit per bulan.
“Produksi dalam negeri hanya 10 juta (food tray) per bulan, sementara kami akan butuh di November 70 juta. Agustus, September, Oktober, November empat bulan, empat (bulan) dikali 10 (juta food tray) kan 40 juta (food tray), terus 30 juta lagi kalau tidak mengimpor dari mana?” kata Dadan saat menjawab keluhan pelaku industri yang sebelumnya tidak siap memproduksi saat program ini mulai berjalan.
Menurut Dadan, sejak Juni 2024 pihaknya telah mengundang asosiasi pengusaha peralatan dapur dan makanan untuk mempersiapkan produksi lokal, namun saat itu belum ada kejelasan karena pelaku industri tidak yakin program MBG akan benar-benar dijalankan.
Dengan percepatan yang dilakukan dari sisi kemitraan, verifikasi, hingga percepatan administrasi keuangan dan pembentukan virtual account, BGN berharap seluruh infrastruktur dapat rampung pada akhir Oktober 2025.
“Sehingga November kita tinggal mengisi administrasi dan akhir November seluruh target penerima manfaat sudah bisa kita layani,” tutur Dadan. (*/002)