Untuk perkebunan, Sumatera Barat menghasilkan 668.605 ton kelapa sawit, 14.053 ton kopi, 42.840 ton kakao, 13.970 ton gambir, serta 145.585 ton karet. Angka-angka ini menunjukkan Sumatera Barat tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi besar menjadi lumbung pangan dan komoditas ekspor.
Meski demikian, regenerasi petani menjadi tantangan nyata. Usia petani rata-rata semakin menua, sementara anak muda banyak yang enggan masuk ke dunia pertanian. Padahal, dengan sentuhan teknologi dan digitalisasi, sektor ini justru menjanjikan masa depan cerah bagi generasi muda Sumatera Barat
Peran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan strategi membangun citra positif petani sekaligus membuka jalan bagi generasi muda agar melihat pertanian sebagai masa depan yang bergengsi:
1. Kampanye Publik Citra Petani melalui media massa dan digital, menampilkan kisah sukses petani milenial sebagai role model.
2. Edukasi dan Bimbingan Teknis: pelatihan digital farming, smart agriculture, dan pemasaran online bagi anak muda.
3. Penguatan Ekonomi dan Kelembagaan Petani: koperasi modern, kemitraan dengan dunia usaha, serta akses pembiayaan yang ramah generasi muda. Kehadiran Koperasi Merah Putih menjadi instrumen penting untuk melawan jeratan tengkulak dan memperkuat kemandirian petani.
4. Program Inovasi dan Digitalisasi Pertanian: pengembangan startup agritech, riset teknologi, dan platform e-commerce untuk produk pertanian Sumbar.
5. Agrowisata dan Branding Daerah: menjadikan pertanian terintegrasi dengan pariwisata dan ekonomi kreatif.
6. Program Khusus Generasi Muda: Petani Milenial Sumbar dan penghargaan Sumbar Agricultural Award untuk menarik minat generasi baru.
7. Integrasi dengan Program Nasional: optimalisasi Program Makan Bergizi Gratis sebagai pasar tetap bagi produk pertanian lokal dan Koperasi Merah Putih sebagai penyedia permodalan bagi petani agar terhindar dari jeratan tengkulak.
Kombinasi program ini akan memperkuat ekosistem pertanian Sumatera Barat. Dengan adanya pasar yang jelas, permodalan yang kuat, serta inovasi teknologi, profesi petani akan semakin menjanjikan. Anak muda tidak lagi melihat pertanian sebagai masa depan suram, tetapi sebagai profesi modern, bergengsi, dan penuh peluang.
Menuju Generasi Emas Sumatera Barat
Membangun citra positif petani bukan sekadar soal citra, melainkan investasi strategis untuk masa depan. Jika generasi muda Sumatera Barat berani memilih jalan menjadi petani modern, kita bukan hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, mencegah penyimpangan sosial, dan menjaga kedaulatan ekonomi daerah.
Bayangkan, di tahun 2045 ketika Indonesia merayakan satu abad kemerdekaan, anak-anak muda Sumatera Barat berdiri sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional.
Dari ladang dan sawah Minangkabau, lahirlah generasi emas yang tidak hanya menjaga perut bangsa, tetapi juga mengibarkan nama daerahnya sebagai pelopor pertanian modern di Indonesia.
Kini saatnya kita mengubah stigma: petani bukan pekerjaan rendahan, melainkan profesi mulia, modern, dan strategis. Karena dari tangan-tangan petani, lahir kehidupan. Dari kerja keras mereka, lahir harapan. Dan dari generasi muda yang berani bertani, lahirlah Generasi Emas Sumatera Barat. ***