Status KLB juga terjadi di Kabupaten Cianjur, 22 April lalu, setelah 176 siswa mengalami keracunan MBG.
Dikutip dari detikcom, data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI hingga pertengahan Mei mencatat ada 17 kasus KLB yang tersebar di 10 provinsi akibat keracunan menu MBG.
“Menurut data yang kami miliki ada 17 kejadian luar biasa keracunan pangan terkait dengan MBG di 10 provinsi yang teridentifikasi,” ungkap Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis, 15 Mei 2025.
Ikrar mengatakan salah satu penyebab keracunan pangan yakni kontaminasi bahan pangan mentah. Dia menegaskan pengawalan keamanan MBG sangat penting untuk memastikan sasaran program menerima manfaat tanpa risiko kesehatan.
Merespons data BPOM, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut masalah kesehatan yang dialami penerima MBG disebabkan sejumlah hal, salah satunya kesegaran bahan baku sebelum diolah dan didistribusikan.
Dadan mengaku masih menemukan bahan baku tidak layak, tetap disajikan pada menu MBG. Karenanya, ke depan pemantauan bahan baku diupayakan lebih selektif.
Selain persoalan bahan baku, Dadan menyoroti proses waktu masak terlalu lama. Proses yang memakan waktu lama membuat kualitas pangan yang disajikan tidak lagi ‘fresh’ saat diberikan pada penerima MBG.
Hal itu yang kemudian terjadi pada kasus keracunan pangan di Bandung hingga Tasikmalaya.
“Jadi nanti agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak memasak terlalu lama, antara waktu memasak dan penyiapan diperhatikan betul, kita juga ingin meningkatkan protokol keamanan terkait batas toleransi makanan diterima, juga sesampainya di sekolah agar langsung dikonsumsi,” bebernya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (21/5).
Dadan menyebut beberapa keracunan pangan MBG juga terjadi karena penundaan pemberian makanan, meski sudah tepat waktu didistribusikan ke sekolah.
“Tepat waktu dikirim, tetapi ada acara sekolah, jadi konsumsinya terlambat dan ada beberapa makanan yang menjadi basi,” tutur dia.
“Ini hal yang kita tingkatkan,” lanjutnya. (*/001)