KABATERKINI.Com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peringatkan potensi banjir bandang yang masih berpeluang terjadi di sekitar wilayah Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati mengungkapkan, prediksi banjir susulan karena masih ada potensi hujan ekstrem selama satu pekan ke depan.
Selain itu, selama satu bulan terakhir juga terjadi 35 kali gempa dengan kekuatan di bawah 3 magnitudo. Gempa dimaksud tidak terasa bagi manusia, namun memicu pergerakan material tanah dan batuan. Material itu bisa longsor saat hujan lebat terjadi.
“Kami imbau masyarakat yang berada di zona merah atau bantaran sungai yang berhulu di Gunung Marapi untuk tidak berada di lokasi itu. Sebab zona itu merupakan lokasi luapan sungai atau justru dilewati banjir lahar dingin. Apalagi di saat malam hari, saat banjir turun masyarakat sedang tidur dan tidak sadar akan menjadi korban,” ujarnya saat ekspos penanganan Galodo Sumbar di Bukittinggi, Rabu (15/05/24).
Dwikorita menjelaskan, ada 25 sungai berhulu ke puncak Gunung Merapi yang alirannya tersebar di Kabupaten Datar, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang hingga Kabupaten Padang Pariaman.
Belajar dari banjir bandang (Galodo) yang terjadi, disebabkan resapan air hujan yang cukup tinggi di kawasan puncak gunung, tertahan oleh endapan abu vulkanik saat gunung erupsi beberapa waktu lalu.
“Karena curah hujan yang cukup tinggi, endapan abu vulkanik yang menahan resapan air hujan jebol sehingga menyebabkan Galodo,” jelasnya.
Saat kejadian Sabtu (11/05/24) malam hingga Minggu dini hari, lanjut Dwikorita, belum sekeliling hulu sungai di kawasan puncak Gunung Marapi yang turun ke aliran sungai.
“Saat kejadian Sabtu malam baru sungai di Nagari Sungai Jambu hingga sebagian Nagari Batipuah Ateh, Batipuah Baruah yang turun. Sementara di sisi kawasan lainnya yakni sungai di Nagari Pasie Laweh dan Sungai Tarab belum. Nah, ini perlu kita waspada, karena potensi curah hujan tinggi masih ada hingga sepekan kedepan,” imbau Dwikorita.
Mengantisipasi Galodo susulan, BMKG bersama BNPB melakukan modifikasi cuaca dengan mengalihkan posisi awan yang berpotensi ke puncak gunung ke daerah laut.
“Ada 15 ton garam yang kita siapkan untuk modifikasi cuaca ini,” tambahnya. (*/002)