Maka dari itu, Prof. Febrin bersama tim menyampaikan solusi terkait hal ini yakni pembangunan sabo-dam dihulu sungai, pembangunan pengontrol kemiringan dasar sungai agar kecepatan air normal, mengembalikan fungsi jalan nasional, dan segera membuat peraturan tentang sempadan sungai Batang Anai.
Di samping itu, pentingnya menyusun Rencana Aksi (Renaksi), menyelenggarakan rehabilitasi dan Rekonstruksi (rumah, sarana umum, pendidikan, sosial serta infrastruktur ketahanan pangan).
Lalu, juga penguatan masyarakat tanggap bencana, serta merencanakan bangunan sabo-dam dan suplai irigasi. “Solusi yang ditawarkan itu perlu jadi perhatian pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan,” pungkasnya.
Selain itu, tim tanggap darurat yang diketuai oleh Gusti Sunarsi, M. Biomed juga melakukan pengobatan dengan mobil klinik ke tempat-tempat pengungsian sekaligus mengadakan kegiatan trauma healing.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D mengucapkan duka yang mendalam atas terjadinya banjir lahar dingin dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat.
Ia mengajak untuk bersama-sama memberikan dukungan dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi cobaan ini, serta mendoakan agar tanah air tercinta dijauhkan dari bencana dan marabahaya.
Dikatakannya, Universitas Andalas siap membantu dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, termasuk pemulihan ekonomi, serta pemulihan fungsi fasilitas umum yang terdampak.(*/002)