KABATERKINI.Com – Memasuki hari ke tujuh pascabanjir lahar hujan atau ‘galodo’ yang melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu (11/5) lalu, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaharuan data termutakhir per Sabtu (18/5) yakni total korban jiwa sebanyak 61 orang meninggal dunia.
Jumlah tersebut didapat setelah Pusdalops BNPB bersama dengan posko provinsi dan kabupaten/kota terdampak melakukan inventarisasi data by name by address (BNBA) hasil Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatra Barat. Hasilnya, terdapat duplikasi pencatatan pada data korban antar kabupaten/kota terdampak.
Adapun rincian catatan korban jiwa termutakhir yaitu Kabupaten Tanah Datar sebanyak 29 orang meninggal dunia, lima orang meninggal dunia belum terindentifikasi. Kabupaten Agam sebanyak 22 orang meninggal dunia. Kota Padang Panjang sebanyak dua orang meninggal dunia. Kota Padang sebanyak dua orang meninggal dunia. Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 1 orang meninggal dunia.
Upaya Pencarian Dilanjutkan Sementara itu, pembaharuan data orang yang dilaporkan hilang dalam kejadian galodo ini total sebanyak 14 orang. Rinciannya antara lain Kabupaten Tanah Datar 13 orang dilaporkan hilang dan Kabupaten Agam 1 orang dilaporkan hilang. Hingga hari ini, upaya pencarian dan penyelamatan korban yang dilaporkan hilang masih dilanjutkan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos.,M.M., mengatakan proses pencarian dan penyelematan akan dilaksanakan sampai keluarga korban merasa cukup.
“Golden time pencarian dan penyelamatan sesuai dengan SOP memang terbatas pada tujuh hari pascakejadian, namun kami akan tanyakan kepada ahli waris yang anggota keluarganya hilang, jika mereka masih berharap keluarganya dicari maka BNPB akan mengkoordinasikan upaya pencarian lanjutan dibantu dengan tim gabungan untuk beberapa hari kedepan”, terang Suharyanto.
Operasi TMC Diperpanjang Dalam upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir lahar hujan yang melanda lima kabupatan dan kota di Sumatra Barat ini, BNPB melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak Rabu (15/5).
Upaya tersebut dilaksanakan mengingat masih ada potensi banjir lahar yang baru dengan volume yang lebih besar menyusul prakiraan cuaca yang telah dideteksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pada Sabtu (18/5). Pada hari keempat itu, operasi TMC telah melakukan kegiatan penerbangan sebanyak 10 sorti dengan total bahan semai sebanyak 10 ton NaCl (garam).
Adapun hasil dari TMC ini antara lain menunjukkan terjadi curah hujan ringan hingga sedang di wilayah Sumatera Barat bagian Utara dan Selatan dengan intensitas hujan tertinggi mencapai 40 mm.
Wilayah yang dilakukan penyemaian cenderung menerima hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Merujuk pada prakiraan cuaca BMKG terkait prakiraan cuaca sepekan kedepan dengan prediksi potensi hujan di wilayah Sumatra Barat, maka operasi TMC akan diperpanjang hingga 24 Mei 2024. Hal ini diupayakan guna mengantisipasi potensi bencana susulan akibat curah hujan tinggi. (*/002)