Beragam Tradisi Khas Daerah Bakal Meriahkan Acara Padang Pariaman Mauluik Gadang 2025

Selain sebagai hidangan utama pada berbagai acara penting, malamang juga melambangkan gotong royong, persatuan, dan kebersamaan.

Nilai luhur inilah yang membuat tradisi malamang ditetapkan sebagai WBTbI pada 2021.

Bungo Lado: Keindahan dan Kepedulian

Tradisi lain yang akan hadir dalam Mauluik Gadang adalah Bungo Lado.

Secara harfiah berarti “bunga cabai”, namun dalam praktiknya Bungo Lado berupa pohon hias yang dipenuhi uang kertas. Uang tersebut merupakan sumbangan sukarela masyarakat, yang kemudian disalurkan untuk pembangunan masjid atau kegiatan keagamaan.

Baca Juga  Pemkab Solok Selatan Terbitkan 2 Perda Baru Tentang Pajak Retribusi Daerah dan Bantuan Hukum

Bungo Lado menjadi simbol perpaduan antara keindahan dan kepedulian sosial. Tradisi ini juga telah mendapatkan pengakuan nasional sebagai WBTbI pada 2023.

Merawat Warisan, Menyatukan Generasi

Lewat Mauluik Gadang, Padang Pariaman tidak hanya merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merawat tradisi, memperkuat jati diri, dan menyatukan generasi.

Warisan budaya seperti Maulid Nabi, Malamang, dan Bungo Lado menjadi pengingat bahwa agama, adat, dan kebersamaan adalah pilar penting dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Baca Juga  Naik 2 Kali Lipat, Pengunjung Pantai Carocok Meledak pada Lebaran Tahun Ini

“Dengan Mauluik Gadang, kita berharap lahir semangat baru untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah sekaligus menjaga warisan budaya kita agar tetap hidup dan lestari di tengah arus modernisasi,” tutur Bupati.

Mauluik Gadang 2025 di Padang Pariaman tak sekadar seremoni. Ia adalah ruang bertemu, berbagi, dan merayakan identitas bersama. (*/001)