Kesulitan lain adalah mengubah kebiasaan lama. Anak-anak yang sudah terbiasa dengan pola hidup tertentu mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi. Belum lagi keterbatasan sumber daya, baik itu tenaga pendidik, sarana, maupun dana, yang masih menjadi tantangan di beberapa sekolah. Perbedaan latar belakang sosial ekonomi keluarga juga turut memengaruhi penerapan kebiasaan baik.
Meski begitu, langkah ini tetap merupakan inisiatif positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Agar program ini berhasil, perlu adanya inovasi dalam pelaksanaannya. Sekolah perlu kreatif dalam mengadaptasi program agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar lingkungan sekitar juga mendukung kebiasaan baik tersebut. Evaluasi rutin juga penting untuk melihat apa saja yang perlu diperbaiki dari waktu ke waktu.
Lalu, apa saja sih tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat itu? Pertama, bangun pagi—sebuah kebiasaan yang melatih kedisiplinan dan meningkatkan produktivitas. Kedua, beribadah sesuai agama masing-masing, yang memperkuat iman dan moral anak. Ketiga, berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Keempat, makan makanan sehat dan bergizi agar tumbuh kembang anak optimal. Kelima, gemar belajar dan membaca, sebagai bekal akademik dan kreativitas. Keenam, istirahat cukup agar tubuh dan pikiran segar kembali. Dan ketujuh, menjalin relasi sosial yang baik—melalui interaksi positif dengan teman, guru, dan lingkungan.
Kebiasaan ini dapat diterapkan dengan cara-cara sederhana namun konsisten. Misalnya, membuat jadwal harian, membiasakan ibadah di waktu yang tepat, bergabung dalam kegiatan olahraga sekolah, memilih makanan sehat, ikut kegiatan ekstrakurikuler, serta menjaga jam tidur. Anak-anak juga bisa melakukan relaksasi seperti membaca buku atau mendengarkan musik sebagai penyeimbang aktivitas harian mereka.
Jika kebiasaan ini berhasil diterapkan secara konsisten, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi masa depan. Mereka akan terbiasa hidup teratur, berpikir positif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa. Inilah generasi emas yang kita impikan—anak-anak Indonesia yang hebat bukan hanya karena nilainya di sekolah, tapi juga karena karakter dan kontribusinya bagi bangsa.
Tujuh kebiasaan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi jika dijalankan bersama-sama, akan menjadi fondasi kuat bagi Indonesia yang lebih maju dan bermartabat.*
PROFIL PENULIS
Dilla, S.Pd, lahir di Bukittinggi, pada tanggal 8 Juni 1981. Beralamat di Jl. H. Abdul Manan No. 49, Simpang Guguk Bulek. Sekarang berprofesi sebagai Guru di SMPN 2 Bukittinggi. Menamatkan kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP pada tahun 2004. Alumni SMA 3 Bukittinggi ini bisa dihubungi melalui email, [email protected], Ig; @dillaspd, Fb; Espede Dilla dan nomor Wa; 081363320742. Bisa juga membaca tulisannya melalui blog; www.dillaspd.my.id.