Berkaitan dengan hal itu, Roni yang juga merupakan Sekretaris Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Pabasko periode 2013-2017 ini menekankan bahwa pemimpin terpilih karena politik uang, biasanya tidak memiliki visi dan misi yang jelas untuk memperbaiki kondisi daerah. Yang ada hanya sekadar memuaskan janji politik, tanpa rencana pembangunan yang matang dan terukur.
“Mereka yang meraih kekuasaan melalui politik uang biasanya juga memiliki dampak pada prilaku korupsi. Seperti menyalahgunakan anggaran daerah, memanipulasi proyek pemerintah dan juga meminta uang untuk mengisi jabatan tertentu. Biaya kampanye yang tinggi akibat politik uang, memaksa banyak calon yang terpilih untuk balik modal setelah menjabat” jelasnya.
Ditambahkannya bahwa berbagai dampak yang jelas sangat terpengaruh dengan adanya politik uang. salah satunya adalah distorsi dalam proses demokrasi. Ketika uang memainkan peran dominan dalam politik, suara rakyat menjadi terpinggirkan. Calon atau partai politik yang kaya memiliki keunggulan dalam mempengaruhi pemilih melalui kampanye yang mahal, sementara calon yang berkualitas tetapi kurang mendapatkan dukungan finansial sering kali tertinggal.
Politik uang juga sebutnya juga memicu korupsi dan praktik politik yang tidak etis. Para politisi yang mencari pendanaan besar-besaran sering kali terjebak dalam jaringan korupsi dan menawarkan konsesi yang tidak bermanfaat bagi kepentingan publik hanya untuk mendapatkan dukungan finansial.
Selain itu, politik uang juga menciptakan ketidakadilan sosial. Kesenjangan antara politisi yang kaya dan masyarakat biasa semakin memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi.
Masyarakat yang kurang mampu sering kali tidak memiliki akses yang sama ke perwakilan politik yang berkualitas, karena calon yang miskin memiliki keterbatasan dalam mengumpulkan dana kampanye. Ketergantungan pada politik uang juga mengganggu kebijakan publik yang seharusnya berorientasi pada kepentingan rakyat.
Komentar