“Sehingga ke depan, diharapkan gula merah dari batang sawit ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani sawit di Pasbar,” pinta Raf’an.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bappelitbangda Pasbar, Ikhwanri, mengharapkan adanya kajian yang lebih mendalam oleh BRIN terhadap proses pembuatan gula merah dari batang sawit. Sebab hingga saat ini belum ada formula yang lebih tepat dan menguntungkan secara ekonomis bagi petani pengrajin pembuatan gula merah. Meski telah diupayakan bersama Balai Riset Provinsi Sumatera Barat untuk melakukan kajian, namun hasilnya belum maksimal.
“Kami sudah mengusulkan kajian melalui Balai Riset Provinsi Sumatera Barat, serta sudah melakukan kunjungan ke Medan dan Bengkulu, namun belum menemukan hasil yang maksimal,” kata Ikhwanri.
Usai pertemuan di Bappelitbangda, rombongan BRIN langsung menuju lokasi pembuatan gula merah dari batang sawit di Kecamatan Sungai Aur. Rombongan disambut oleh Camat Sungai Aur, M. Zenni, beserta seluruh jajaran dan petani pengrajin pembuatan gula merah.
Pertemuan dan diskusi bersama petani pengrajin gula merah di Sungai Aur berjalan lancar. Petani mengungkapkan kendala belum maksimalnya hasil yang mereka peroleh karena sering gagal dalam menghasilkan gula merah dari air batang sawit.
Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, Dr. Oetami Dewi, berjanji akan menindaklanjuti hasil kunjungannya ini melalui kajian mendalam di BRIN.
“Mohon doa semua pihak supaya BRIN bisa menemukan formula yang tepat dalam pengolahan air batang sawit menjadi gula merah yang berkualitas,” pungkasnya dengan penuh semangat. (*/002)