Di situ juga terdapat tempat duduk dan gazebo. Pengunjung bisa rehat sambil menikmati pemandangan sekitar. Di samping itu, juga ada musala dan toilet yang bersih. Tak heran, setiap pengunjung yang datang bakal terkesan dengan tempat ini.
“Di museum ini kita disajikan sejarah, adat dan budaya Minangkabau. Sangat luar biasa. Juga ada foto lama Air Terjun Lembah Anai.Tamannya luas adem. Sangat berkesan berada di sini,” ujar Rudi (34), wisatawan dari Jakarta, Ahad (14/5).
Museum ini didirikan pada 8 Agustus 1988 dan diresmikan pada 17 Desember 1990. Awalnya bernama Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (YDIKM) milik keluarga besar Bustanul Arifin.
Selanjutnya, pada 1 Desember 2015 yang bertepatan dengan Hari Jadi Kota (HJK) Padang Panjang, dilakukanlah serah terima hibah dari keluarga besar Bustanil Arifin kepada Pemko pada sidang paripurna HJK ke-225.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasa Bustanil Arifin, tempat itu kemudian dinamai Museum Bustanil Arifin. Bustanil Arifin merupakan putra Padang Panjang yang pernah menjabat sebagai kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Menteri Koperasi. (*/001)