Pernahkah anda mendengar atau terlibat dalam suatu pembicaraan seperti ini.
“Mengapa orang itu bisa sukses hidupnya?” Ada yang menjawab: “Katanya, dalam satu hari dia pasti gunakan waktunya untuk berbagi kepada siapa saja.”
Ada lagi yang menimpali: “Dengar-dengar, dia memegang prinsip kalau ingin menerima banyak, maka berbagilah sebanyak-banyaknya.”
Saya baru saja mengunjungi seseorang yang banyak dikagumi ketokohannya. Sosok yang menurut saya secara intensif mempraktikkan hal yang saya sampaikan di atas.
Saat saya tiba di kediamannya pagi itu, saya melihat kemegahan rumahnya sebagai simbol pencapaiannya berbanding lurus dengan kebiasaanya menderma.
Saya berbincang banyak pagi itu, menimba wawasan darinya, pengalaman hidupnya, visi dan proyeksi hidupnya, dan masih banyak hal yang terkait dengan filosofi hidupnya yang terkadang mengejutkan bagi saya.
Sehari sebelum mengunjunginya, saya di antara ratusan Rektor yang hadir di Halaman Tengah Istana Negara, menyaksikan Presiden memintanya berdiri khusus dan secara lantang mengomandankan kepahlawanannya. Saat itu juga saya berefleksi, tokoh itu memperlihatkan bahwa betul banyak cara untuk menjadi pahlawan bangsa.
Satu hal yang saya pelajari, pembicaraan tentang orang-orang mencapai sukses besar, termasuk tokoh yang saya kunjungi itu, adalah mempraktikkan satu kata kunci sukses: “durasi”. Kalau membuka kamus, durasi berarti lamanya sesuatu itu berlangsung.