KABATERKINI.Com – Guna mengantisipasi bencana banjir lahar dingin susulan di daerah sekitar Gunung Marapi Sumatera Barat, mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi salah satu aspek yang perlu diperkuat lagi.
Untuk itu, BNPB bersama dengan BMKG masih akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC), mengingat masih ada potensi banjir lahar yang baru dengan volume yang lebih besar menyusul prakiraan cuaca yang telah dideteksi oleh BMKG.
Ada sekitar 15 ton garam disebar di langit perairan Sumatera Barat untuk mencegah awan hujan tidak terbawa angin sampai ke kawasan Gunung Marapi, melainkan sudah turun hujan di laut.
“Setiap hari ada 3 kali penerbangan untuk menyebar garam diatas awan ini. Semoga TMC yang sudah dilakukan dan masih terus dilakukan dapat mengurangi curah hujan dan memperlambat turunnya hujan, disamping BMKG siap membantu instansi terkait dalam membangun sistem peringatan dini berdasarkan tinggi muka air dan kami akan terus mensupply informasi tentang hujan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita saat rapat lanjutan penanggulangan Galodo Sumatera Barat, Jumat (17/05/24).
Selain itu, lanjutnya, dirinya menyarankan agar dapat dibangun sabo dam atau bangunan penahan, perlambatan dan penanggulangan aliran lahar di sepanjang sungai yang berpotensi dialiri lahar dari kawasan hulu Gunung Marapi. Sabo dam ini nantinya dilengkapi dengan sistem peringatan dini banjir lahar hujan, sehingga ada informasi ancaman bencana ke masyarakat.
Senada dengan Dwikorita, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto juga menekankan pentingnya penguatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana lahar hujan Gunung Marapi. Untuk itu, dirinya meminta agar pemerintah pusat dan daerah mengawal dan merealisasikan pembangunan sabo dam sebagai bagian dari infrastruktur mitigasi, memasang rambu zona bahaya, serta memasang alat pemantau curah hujan dan ketinggian muka air sungai.